Selasa, 03 November 2015

Sistem Ekskresi pada Manusia

Eksresi adalah proses pengeluaran zat sisa metabolisme baik berupa zat cair dan zat gas. Zat-zat sisa zat sisa itu berupa urine(ginjal), keringat(kulit), empedu(hati), dan CO2(paru-paru). Zat-zat ini harus dikeluarkan dari tubuh karena jika tidak dikeluarkan akan mengganggu bahkan meracuni tubuh. Selain ekskresi, ada juga defekasi dan sekresi. Defekasi adalahpengeluaran zat sisa hasil proses pencernaan berupa feses(tinja) melalui anus. Sedangkansekresi adalah pengeluaran oleh sel dan kelenjar yang berupa getah dan masih digunakan oleh tubuh untuk proses lainnya seperti enzim dan hormon. 

Ginjal


bagian-bagian dan anatomi ginjal dalam bahasa indonesia
Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di rongga perut sebelah kanan dan kiri ruas tulang belakang. Letak ginjal sebelah kiri lebih tinggi dari ginjal sebelah kanan. Itu karena di atas ginjal sebelah kanan terdapat hati yang berukuran besar. Bentuk ginjal seperti biji kacang berwarna merah keunguan dengan panjang sekitar 10 cm dan berat sekitar 200 gram. Ginjal dibungkus oleh semacam selaput tipis yang disebut ‘kapsul’. 
Fungsi ginjal

(Selengkapnya baca artikel tentang 10 Fungsi Ginjal)
  • Menyaring zat-zat sisa metabolisme dari dalam darah yang dikeluarkan dalam bentuk urin.
  • Mempertahankan dan mengatur keseimbangan air dalam tubuh.
  • Menjaga tekanan osmosis dengan cara mengatur konsentrasi garam dalam tubuh.
  • Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dengan cara mengeluarkan kelebihan asam atau basa melalui urin.
  • Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme seperti urea, kreatinin, dan amonia melalui urine.
Bagian-bagian ginjal: 


(Selengkapnya baca artikel tentang 20 Bagian-Bagian Ginjal)
  1. Korteks(kulit ginjal), terdapat jutaan nefron yang terdiri dari badan malphigi. Badan malphigi tersusun atas glomerulus yang diselubungi kapsula Bowman dan tubulus(saluran) yang terdiri dari tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus distal, dan tubulus kolektivus.
  2. Medula(sumsum ginjal), terdiri atas beberapa badan berbentuk kerucut(piramida). Di sini terdapat lengkung henle yang menghubungkan tubulus kontortus proksimal dan tubulus kontortus distal.
  3. Rongga ginjal(pelvis), merupakan tempat bermuaranya tubulus yaitu tempat penampungan urin sementara yang akan dialirkan menuju kandung kemih melalui ureter dan dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.
Proses pembentukan urine dalam bentuk skema: 
Darah dari aorta menuju glomerulus(filtrasi atau penyaringan) protein tetap berada di pembuluh darah dan terbentuk urin primer yang mengandung air, garam, asam amino, glukosa dan urea >>> tubulus kontortus proksimal(reabsorpsi atau penyerapan kembali) menyerap glukosa, garam, air, dan asam amino. Terbentuk urin sekunder yang mengandung urea >>> tubulus kontortus distal(augmentasi atau pengeluaran zat) melepaskan zat-zat yang tidak berguna atau berlebihan ke dalam urin dan terbentuk urin sebenarnya >>> tubulus kolektivus >>> rongga ginjal >>> ureter >>> kandung kemih >>> uretra >>> urine keluar tubuh. 
(untuk lebih jelasnya, lihat selengkapnya dalam gambar bagian-bagian dan anatomi ginjal
Jadi, pembentukan urine dibagi menjadi 3 tahap, yaitu filtrasi(penyaringan), reabsorpsi(penyerapan kembali), dan augmentasi(pengeluaran zat). 
Zat-zat yang terkandung dalam urin
  • Air. Kurang lebih 95%.
  • Urea, asam urat, dan amonia dan merupakan sisa pembongkaran protein.
  • Empedu yang memberikan warna kuning pada urine.
  • Garam.
  • Zat yang bersifat racun atau berlebihan lainnya.
Faktor yang memengaruhi jumlah urine yang keluar
  1. Jumlah air yang diminum.
  2. Banyaknya garam yang harus dikeluarkan dari darah agar osmosisnya seimbang.
  3. Pengaruh hormon antidiuretik(ADH) atau hormon vasopresin. Yaitu hormon yang mengatur kadar air dalam darah.
  4. Iklim/musim/cuaca. Ketika musim hujan(dingin) produksi urin berlebihan, ketika musim kemarau(panas) produksi urin berkurang.
  5. Stimulus atau saraf.
Gangguan dan kelainan pada ginjal

Sistem Reproduksi Pada Manusia

Salah satu ciri makhluk hidup khususnya manusia adalah berkembang biak. Manusia berkembang biak untuk melestarikan jenisnya. Untuk berkembang biak manusia menggunakan alat reproduksi. Alat reproduksi pada manusia terdiri dari beberapa bagian yang disebut sistem reproduksi. Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak.
1. Bagian-Bagian Alat Reproduksi pada Pria
sistem reproduksi pria
Baca juga: Sistem Reproduksi Pria (Materi Lengkap)

Sistem reproduksi pada pria terdiri dari 2 bagian utama yaitu testis yang merupakan tempan pembentukan sperma, dan penis. Pada manusia, kedua organ ini berada di luar perut. Letak testis yang berada di luar perut memungkinkan untuk mengatur suhu sperma, yang membutuhkan suhu tertentu untuk bertahan hidup yaitu sekitar 2-3o C lebih rendah dari suhu tubuh normal yaitu 37o C. Berikut adalah bagian-bagian alat reproduksi pada pria:
  1. Testis adalah tempat untuk menghasilkan sel kelamin jantan (spermatozoa) dan juga hormon kelamin jantan (testosteron). Testis berjumlah sepasang dan berbentuk bulat telur.
  2. Epididimis adalah saluran yang keluar dari testis. Setiap testis memiliki satu epididimis sehingga jumlahnya sepasang. Di epididimis sperma disimpan hingga matang.
  3. Vas deferens adalah saluran yang merupakan lanjutan dari epididimis. Fungsinya adalah sebagai penghubung antara epididimis dengan kantong sperma.
  4. Vesikula seminalis adalah sebuah kantong yang dindingnya menghasilkan getah sebagai makanan untuk sperma.
  5. Kelenjar cowper adalah kelenjar yang menghasilkan getah berupa lendir dan dialirkan ke uretra.
  6. Uretra adalah saluran urine dari kandung kemih sampai keluar tubuh melalui penis.
  7. Penis adalah organ yang berperan dalam proses kopulasi. Kopulasi adalah hubungan antara kelamin pria dan wanita yang bertujuan untuk memindahkan sperma ke dalam rahim wanita.
  8. Skrotum adalah kantong testis yang berfungsi melindungi testis dan mengatur suhu testis.
2. Bagian-Bagian Alat Reproduksi pada Wanita

Sistem Peredaran Darah pada Manusia

Sistem peredaran darah pada manusia (sistem kardiovaskular pada manusia) atau sistem sirkulasi adalah sistem organ yang memungkinkan darah beredar ke seluruh tubuh serta membawa nutrisi (seperti asam amino dan elektrolit), oksigen, karbon dioksida, dan hormon ke sel tubuh untuk memberikan makanan ke sel, melawan penyakit, menstabilkan suhu dan pH, dan mempertahankan homeostasis. Ilmu yang mempelajari aliran darah disebut hemodinamik. Sedangkan ilmu yang mempelajari sifat-sifat aliran darah disebut hemorheologi.
Sistem peredaran darah pada manusia
Sistem peredaran darah terdiri dari sistem kardiovaskular yang berfungsi untuk mendistribusikan darah dan sistem limfatik yang mengedarkan getah bening. Kedua sistem tersebut terpisah satu sama lain. Peredaran getah bening memakan waktu yang lebih lama dari peredaran darah. Darah adalah cairan yang terdiri dari plasma darah, sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit yang diedarkan oleh jantung melalui sistem vaskuler vertebrata. Darah membawa oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan tubuh dan mengangkut limbah buangan dari jaringan tersebut. Getah bening pada dasarnya adalah hasil daur ulang plasma darah yang berlebih setelah disaring dan dibawa ke sistem limfatik. Sistem kardiovaskular (berasal dari bahasa Latin yang berarti “jantung” dan “pembuluh”) terdiri dari darah, jantung, dan pembuluh darah. Sedangkan getah bening, kelenjar getah bening, dan pembuluh darah bening membentuk sistem limfatik.
Manusia memiliki sistem kardiovaskular tertutup (artinya darah tidak pernah keluar dari jaringan arteri, vena, dan kapiler). Hewan vertebrata juga memiliki sistem kardiovaskular tertutup. Sistem limfatik adalah sistem terbuka karena cairan yang jumlahnya berlebih harus dikembalikan ke darah.

1. Struktur Sistem Peredaran Darah pada Manusia

1.1. Sistem Kardiovaskular

Komponen penting dari sistem kardiovaskular manusia adalah jantung, darah, dan pembuluh darah. Sistem ini mencakup sirkulasi paru-paru yang memberikan oksigen ke darah dan membawa keluar karbon dioksida dan uap air dari tubuh. Orang dewasa rata-rata memiliki sekitar 5 sampai 6 liter darah, itu merupakan 7% dari total berat badan. Sistem pencernaan pada manusia bekerja dengan sistem sirkulasi untuk memberikan nutrisi ke jantung.
Sistem kardiovaskular manusia tertutup yang berarti darah tidak pernah meninggalkan jaringan pembuluh darah. Sebaliknya, oksigen dan nutrisi dapat berdifusi keluar dari lapisan pembuluh darah dan memasuki cairan interstitial. Cairan tersebut kemudian membawa oksigen dan nutrisi ke sel serta membawa karbon dioksida dan limbah keluar dari sel dan masuk ke pembuluh darah. Komponen lain dari sistem peredaran darah adalah sistem limfatik, yang terbuka.

1.2. Darah

Darah adalah jaringan fungsional yang terdiri dari plasma darah dan sel-sel darah. Fungsi utama darah adalah untuk mengangkut sari-sari makanan dan oksigen ke seluruh tubuh serta untuk membawa sisa metabolisme untuk dibuang melalui sistem ekskresi. Darah mengandung plasma darah dan sel darah. Plasma darah adalah cairan yang terdapat di dalam darah yang terdiri dari 91,5% air. Sel darah terdiri dari eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih), dan trombosit (keping darah). Fungsi eritrosit adalah sebagai pembawa sari-sari makanan dan oksigen karena mengandung hemoglobin. Fungsi leukosit adalah sebagai antibodi. Sedangkan fungsi trombosit adalah untuk membekukan darah yang keluar dari tubuh karena luka.

1.3. Arteri

Jaringan Saraf

Jaringan saraf adalah komponen utama dari dua bagian utama sistem saraf pada manusia yang mengatur dan mengontrol fungsi dan aktivitas tubuh. Dua bagian utama itu yakni otak dan sumsum tulang belakang pada sistem saraf pusat (SSP), dan saraf perifer pada sistem saraf perifer.
Jaringan saraf terdiri dari neuron (sel saraf) yang berfungsi menerima dan mengirim impuls (rangsangan) dan neuroglia (glia). Fungsi neuroglia adalah untuk membantu menyebarkan impuls saraf dan menyediakan nutrisi untuk neuron. Semua sel saraf yang semuanya memiliki akson (neurit). Fungsi akson adalah mengirimkan sinyal potensial aksi ke sel selanjutnya.
Bagian dari: Sistem Saraf Pada Manusia (Artikel Lengkap)
jaringan saraf
1. Struktur Sistem Saraf
Jaringan saraf terdiri dari neuron (sel saraf) dan sel neuroglial. Biasanya, jaringan saraf dikategorikan menjadi empat jenis jaringan. Dalam sistem saraf pusat (SSP), jenis jaringan yang ditemukan adalah materi abu-abu dan materi putih. Dalam sistem saraf perifer (SSP), jenis jaringan yang ditemukan adalah saraf dan ganglia. Jaringan tersebut dikategorikan berdasarkan neuronal yang ada dan komponen neuroglial.

1.1. Komponen Sistem Saraf

sel saraf dan bagian-bagiannya
Neuron adalah sel dengan fitur khusus yang memungkinkannya untuk menerima dan memfasilitasi impuls saraf dan potensial aksi untuk melintasi membran sel neuron menuju neuron berikutnya. Neuron memiliki badan sel yang besar (disebut soma) dengan dendrit dan akson. Dendrit adalah bagian yang tipis dan bercabang. Fungsi dendrit adalah untuk menerima sinyal elektrokimia (neurotransmitter) untuk membuat perubahan tegangan pada sel. Akson adalah bagian yang panjang. Fungsi akson adalah membawa potensial aksi dari sel tubuh ke neuron berikutnya. Pada bagian akhir akson terdapat struktur seperti bola yang terpisah dari dendrit dan neuron serta terdapat celah kecil yang disebut sinapsis. Struktur seperti bola itu disebut terminal akson. Ketika potensial aksi menuju terminal akson, neurotransmiter yang dihasilkan di sinapsis mengikat reseptor di membran pasca-sinapsis yang akan menghantarkan impuls saraf.
Neuron dapat dibedakan berdasarkan fungsi dan struktur.
Jenis-jenis neuron berdasarkan fungsi:

Jaringan Otot

Jaringan otot adalah jaringan lunak yang ditemukan di sebagian besar hewan termasuk manusia dan dapat mendukung otot untuk berkontraksi. Cara kerjanya saling berlawanan dengan komponen atau jaringan lain di otot seperti tendon atau perimisium. Jaringan otot terbentuk saat perkembangan embrio melalui proses yang disebut miogenesis.
Jaringan otot
Tubuh terdiri dari tiga jenis jaringan otot: (a) otot rangka, (b) otot polos, dan (c) otot jantung. (Tingkat pembesaran sama)
Jaringan otot memiliki fungsi yang berbeda-beda sesuai dengan letaknya pada tubuh. Terdapat tiga jenis jaringan otot pada mamalia yaitu otot rangka (otot lurik), otot polos (tidak lurik), dan otot jantung (semi lurik). Otot polos dan jantung (kardiak) berkontraksi tanpa sadar dan tidak dapat diintervensi secara sadar. Jenis-jenis otot tersebut kemungkinan berinteraksi dengan sistem saraf pusat dan menerima impuls dari persarafan yang mengendor atau aktivasi hormon endokrin. Otot lurik atau otot rangka hanya berkontraksi jika dipengaruhi oleh sistem saraf pusat. Gerak refleks adalah contoh gerakan otot rangka secara tidak sadar, namun tak satupun gerak tersebut yang timbul dari aktivasi sistem saraf pusat.
Perbedaan jenis otot dipengaruhi oleh perbedaan respon setiap jenis otot terhadap neurotransmitter dan kelenjar endokrin seperti asetil-kolin, noradrenalin, adrenalin, dan nitrat oksida. Selain itu, perbedaan jenis otot juga dipengaruhi oleh letak otot tersebut dalam tubuh serta jumlah mioglobin, mitokondria, miosin ATP sintase, dll.
1. Struktur Jaringan Otot